SETELAH HUJAN
lukisan itu masih tersimpan
dalam bilik penuh lorong-lorng dingin
terkubur dalam makam memoar
nisan yang tertancap
diukir dengan darahmu dan darahku
di sebelahnya ada bara
menyala-nyala di jantung perapian
seberapa panjang perjalanan?
bintang menghitung jejaknya, bukan?
kau terdiam sejenak
membiarkan rembulan memucat sendu di wajahmu
"hujan hanya meneteskan duka, Vi,"
katamu sebelum menghilang di balik malam
membawa serta bayang dan kenang
setelahnya dia akan memulihkan luka,
bisikku dalam hati
kau pasti akan kembali
pasti
Devira,
Medan, 2015
(telah terbit di Rebana Analisa Minggu, 29 Maret 2015)

lukisan itu masih tersimpan
dalam bilik penuh lorong-lorng dingin
terkubur dalam makam memoar
nisan yang tertancap
diukir dengan darahmu dan darahku
di sebelahnya ada bara
menyala-nyala di jantung perapian
seberapa panjang perjalanan?
bintang menghitung jejaknya, bukan?
kau terdiam sejenak
membiarkan rembulan memucat sendu di wajahmu
"hujan hanya meneteskan duka, Vi,"
katamu sebelum menghilang di balik malam
membawa serta bayang dan kenang
setelahnya dia akan memulihkan luka,
bisikku dalam hati
kau pasti akan kembali
pasti
Devira,
Medan, 2015
(telah terbit di Rebana Analisa Minggu, 29 Maret 2015)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar