NASRUDDIN HOJA DAN KELEDAINYA (2)
.
.
Nasrudin Hoja terkenal dimana-mana. Bahkan banyak negara mengaku sebagai asal Nasrudin. Saking terkenalnya, patung Nasrudin pun dibuat di Bukhara. Karena Nasrudin tidak bisa dipisahkan dari keledainya, pembuat patung rela mengeluarkan biaya lebih besar untuk membuat patung keledainya juga.
Selain dikenal sebagai filsuf yang jenaka, Nasruddin Hoja juga merupakan seorang yang banyak akal dan optimis.
Pernah suatu ketika ia dipanggil rajanya. Raja memintanya mengajari keledai membaca. Jika Nasruddin berhasil, raja akan memberinya hadiah yang besar. Namun jika ia gagal, maka ia akan dihukum.
Nasruddin meminta waktu tiga bulan dan biaya untuk keperluan melatih keledai membaca. Tiga bulan kemudian, Nasruddin kembali ke istana dan menghadap raja. Di sana raja sudah menyiapkan sebuah buku besar yang akan dibaca oleh keledai. Nasruddin pun menuntun keledainya ke arah buku tersebut. Si kedelai memandang buku tersebut, lalu mulai membuka lembar demi lembar.
Melihat hal tersebut sang raja pun takjub. Namun terbersit pula rasa curiga, bagaimana mungkin seekor keledai bisa membaca buku? Raja pun bertanya pada Nasruddin bagaimana caranya ia mengajari keledai membaca. Nasruddin bercerita bahwa setiap hari ia meletakkan lembaran-lembaran besar mirip buku dihadapan keledainya. Di setiap lembar buku tersebut ia sisipkan biji-biji gandum. Akhirnya keledai terbiasa membalikkan lembaran-lembaran tersebut demi mendapatkan biji gandum untuk dimakan.
Mendengar jawaban Nasruddin raja tersadar, berarti keledai itu hanya membalik setiap lembar buku dan bukan membacanya. Raja protes dan marah pada Nasruddin. Kemudian dengan percaya diri, Nasruddin menjelaskan,
“Memang demikian cara keledai membaca, Tuan Raja. Hanya membalik-balik halaman buku, tanpa mengerti isinya. Kalau kita membuka buku-buku tanpa mengerti isinya, bukankah kita bisa disebut setolol keledai?"
Raja tertegun mendengar jawaban Nasruddin Hoja. Seketika itu pula amarah raja berubah menjadi tawa terpingkal-pingkal.
Mengajari keledai membaca adalah hal yang mustahil menurut akal. Namun Nasruddin tidak kehabisan akal. Dia yakin mampu menyelesaikan tantangan yang diberikan padanya. Bahkan ia juga mampu mengajarkan raja suatu hikmah.
.
.
Semoga bermanfaat
Devira
16 Juni 2019