: Eccedentesiast
Seperti apakah kenangan yang menggelayut di
pelupuk matamu itu?
Hingga mampu membuatnya selalu berinai, berderai.
Apakah
sama halnya dengan reruntuhan bersejarah yang
bergeming dalam dingin, di batas Daerah Istimewa ini?
Sementara angin selalu berlalu lalang entah apa
maksud dan tujuannya.
Menggoda?
Atau menyapa?
Atau malah hanya tak sengaja
berpapasan.
Namun masih saja bebatuan itu bungkam.
Kokoh dengan kesetiaan pada
dia yang menorehkan ukiran2 di tubuhnya, serta yang menjulangkan mimpi2nya
hingga membelah awan2 di langit.
Ya, dia setia.
Tapi bagaimana dengan dirimu?
Diam-diam dalam tangismu di selaksa malam, engkau memaki dirimu sendiri.
"Bodoh!"
Kebodohan yang kau sangkal di wajahmu.
Jika saja
perisai itu luruh, sungguh hatimu sangat mengetahui kebenarannya.
Devira,
Jogja, Feb 2018
"Hamemayu hayuning bawana"

Tidak ada komentar:
Posting Komentar