Jumat, 06 Mei 2016

TENTANG SUNGAI

*
Sampai bertemu lagi
salam pamit pada hulu memohon restu
tujuan telah pasti ikuti siklus
lurus dan kelok namun terarah
berjalan tenang ataupun berlari kencang

Riak penenang jiwa luruhkan keheningan pinus
dingin menyapu warna kulit-kulit manusia
bebatuan menantang
namun tak menyurutkan langkah 

Bergerak turun perlahan mendewasa
meninggalkan kejernihan
daun-daun coklat pasrah melayang berputar-putar
buih-buih kecil muncul di permukaan yang lebih tenang
amis menguap menusuk indera
bening berganti coklat hingga pekat

Oi..hilir!
menyapa samudera bermuara
mengakhiri perjalanan beranjak berkondensasi
menanti waktu kembali ke pangkuan hulu


(*catatan perjalanan menuju kedewasaan)
Sayum Sabah 29/09/13

RUNTUHNYA PESONA BIDADARI

RUNTUHNYA PESONA BIDADARI 

Tiada kesempurnaan melainkan bidadari.
Karenanya mereka ditempatkan dalam surga berpagar duri,
agar terlindung dari setan yang menyeru-nyeru atraktif di balik pintu neraka
melalui silau gemerlap, dalam warna warni fatamorgana
membuta rasa
menginfeksi logika.

Mereka terpana,
terbujuk merengguk manisnya keharaman kuldi.
Tak ayal gaduh menyesak,
mencakar diam-diam,
perlahan-lahan,
di balik manipulasi tutur kata dan bahasa tubuh.

Surga pesakitan,
dipenuhi bidadari-bidadari mengelupas.
Terkutuk, tersungkur ke dalam kubangan papa.
Menuju setapak becek berlumpur
dan menatap sayu refleksi diri di sana.
Merekalah, zombie-zombie naif yang mati terselubung aroma hedonisme.


Devira, 2013

(telah dibukukan dalam antologi sastra "Bung, Akulah Medan" dengan judul yang berbeda)


Senin, 02 Mei 2016

PROSAIS : TENTANG ANGIN

TENTANG ANGIN

Pengembaraan tanpa akhir
jenuh memaksa menemukan labuh pembebasan jiwa

Melirik melewati randu-randu sombong ini
rigid pada atmosfer dan setia pada tanah, seperti biasa
tergelitik untuk mengusik kemonotonan gesture ranting dan dedaunan
perlahan merayu pucuk nun jauh dari permukaan
ia hanya bergerak pelan tanpa ekspresi
membuat kesal saja!

Melayang turun mencoba mencoleknya lebih rendah mendekati permukaan
sulit, batang-batang statis merentangkan tangan-tangan kokohnya seperti pasukan penjaga siaga menghalangi terpaan
fiuuh...energiku sedang tidak maksimal

Diam sejenak meramu strategi telak menunggu kewaspadaannya menurun
ia tak boleh unggul
tap tap tap
tiga helai hijau itu tertegun tanpa perlawanan melambaikan diri pada tempatnya menggantungkan hidup
melayang-layang di udara dan mengakhiri hidupnya di atas hamparan hijau lembab

Yeah! cukup untuk hari ini

Masih mengembara perlahan
menghembus santai menjauh dari pepohonan
mencari kesenangan di permukaan
hah..lagi-lagi pemandangan membosankan

Bagaimana bisa sungai begitu bodoh?
terus saja berlari mengejar titik yang sama
tak tergoyahkan sedikitpun oleh bongkahan-bongkahan tangguh
yang menggoda pada penyelewengan
dan bagaimana batu begitu bodoh?
rigid mengharap arus tak tergapai
iklas terinjak, terpanggang  tanpa perlindungan

Mereka butuh sedikit sensasi
menggetar hati tuk berkreasi
berinovasi dan merenovasi
aha...! saatnya beraksi

Devira
Sayum Sabah, 08/10/2013

RINDU

RINDU

tahukah engkau rupa rindu?
ialah bayang-bayang suram di bawah pelupuk mata
karena bulir-bulir telah mengkristal di sana

kerinduan,
seumpama jerit sahara yang lahirkan fatamorgana
seumpama cekam malam yang melolong dalam kelam
seumpama lorong-lorong hampa yang bergaung bergema
seumpama bilah-bilah katana yang menikam tajam
seumpama sengat antartika yang bekukan jiwa

wahai ruh yang menyelubung tiap inchi dermis
mencengkeram belulang
dan mengekang kenang
aku tenggelam dalam riak-riak darah dan air mata

Devira, 2014
(sudah terbit di antologi sastra "PROSA", 2015)

Minggu, 01 Mei 2016

KEPADA ENGKAU YANG MENCINTAI SUNYI


; filosofia dan melankolia

rangkaian larik di atas secarik sapa
adalah jejak-jejak aksara
bisu tertuju
kepada engkau yang mencintai sunyi

engkau,
yang menatap gerimis memanja tanah dan pelepah
masih terjaga dalam renung
menenun kesahajaan
mengekang jiwa-jiwa
menyembunyikan luka dan air mata

aku tak pernah paham sirat makna di sendu wajahmu
seperti apa renjana tersimpan dalam rona kelabu
ataukah nelangsa bersenda gurau di kenangan
menghitung mimpi
dalam makam-makam memori

aku tak pernah paham arti cercah di binar matamu
sebab mega terlanjur menyelubung malam
enggan mengijinkan pelita singgah
menyingkap senyum yang ranum
mengurai tawa yang berderai

aku telah letih dengan semua spekulasi dan asumsi

aku tak pernah belajar apapun
tentang kerinduan abadi rembulan pada surya
atau tentang kesabaran pelangi menunggu hujan berhenti

aku pun tak mengerti
tentang dendam api yang menjadikan segalanya bara
atau tentang kebencian masa yang menjadikan segalanya binasa

tapi lihatlah warna senja
ia jingga, dan bukan jelaga
selaksa dara mengepak sayap kebebasan
ke arah sana
menuju batas cakrawala
berkelompok
berformasi

adakala langit berelegi dalam gulungan hitam
seperti halnya debu yang menempel pada kaca
semua luruh menjadi sejarah

kepada engkau yang mencintai sunyi
gerimis sudah reda
dan perjalanan masih sangat panjang

Medan, 2014

(telah dibukukan dalam "PROSA" 2015 dengan sedikit perubahan)


CERPEN : CADDAL'S TOWN

CADDAL’S TOWN
Karya : Devira

Ini adalah kota Kadal. Kota ini dulunya dihuni oleh para kadal sejati dari seluruh dunia. Karena itu diberi nama seperti tersebut di atas. Namun, beberapa abad lalu, kota Kadal diserang oleh sekelompok geng Zombie yang telah bangkit dari kuburnya. Maka terjadilah peperangan dahsyat yang sekarang dikenal dengan peristiwa “ZOMBIES INVASION”. Dalam peperangan tersebut Zombies berhasil mengalahkan Kadals. So, kota Kadal yang terkenal di planet “LIZARDON” ini telah diambil alih oleh geng Zombies dan sekutunya, geng Mummy.
            Tidak berbeda dengan dunia manusia, para Zombie di kota kadal melakukan kegiatan-kegiatan rutin seperti bekerja dan sekolah.
            Hari ini adalah hari pertama bagi murid-murid baru tahun ajaran 200.000/200.001 (tahun kadal) untuk masuk sekolah. Ekadal Sarizombie atau yang biasa dipanggil dipanggil Eka adalah gadis dari kalangan Zombie. Sekarang ia menjadi murid baru di sebuah SMU Swasta yang elite dan terkenal di Caddal’s Town. SMU itu bernama SCHYZO MANIA (Sekolah Chusus mummY dan Zombie MANIA). Dan sama seperti di bumi, di planet Lizardon ini para murid baru harus melewati masa orientasi siswa (MOS). Hal ini dilakukan untuk memupuk mental para Zombies dan Mummies agar siap mental saat menakuti orang-orang di bumi. karena setelah lulus dari SMU ini, mereka akan ditugaskan ke bumi.
            “Adik-adik, kalo kalian mau jadi para Zombie dan mummy sejati, kalian harus mengikuti segala perintah kami,” kata seorang kakak MOS dari spesies Mummy saat sesi orientasi berlangsung di lapangan sekolah. “Sekarang kalian push-up 100 kali! Kakak kasih waktu 120 nimet (+/- 1,5menit waktu bumi).
            MOS yang dilakukan oleh para Zombie dan Mummy sama dengan latihan militer di bumi pada zaman penjajahan dulu. Status mereka disamakan, baik itu Mummy ataupun Zombie, laki-laki ataupun perempuan, semuanya sama.
            Eka termasuk zombe yang lemah. Oleh karena itu, ia hanya mampu melakukan push-up 98,5 kali dalam 120 nimet. Salah satu kakak MOS menghampirinya.
            “Kamu ini jadi Zombie gak berguna!!” kata kakak MOS itu. “Sekarang kamu ikut saya. Kita ke seksi siksa Zombie,” katanya lagi sambil menarik kuping Eka.
            Sesampainya di ruang siksa, kakak MOS tersebut kembali ke lapangan sekolah setelah menyerahkan Eka kepada koordinator seksi siksa yaitu Baimegui Vamp. Baimegui adalah spesies Vampire dari Vamp Planet. Karena ia adalah siswa terpintar di negerinya, maka ia terpilih untuk pertukaran pelajar ke Caddal’s Town.
            Baimegui terkenal sangat kejam dan sadis, dia tidak sungkan-sungkan menggigit jika ia sedang marah. Oleh karena itu ia dipilih menjadi Koordinator seksi siksa.
            “Nama?” tanya Baimegui pada Eka sambil memegang buku dan sebuah pulpen.
            “Nama saya kak?” Eka agak bingung.
            “Enggak, nama kakekmu! Ya nama kamu donk,” Baimegui menjitak kepala Eka dengan pulpen.
            “Kleptokadalia, kak,” jawab Eka.
            “Saya gak nanya nama kerenmu. Mataku belom rabun,” kata Baimegui dengan lantang sambil kembali menjitak kepala Eka. “Nama asli kamu siapa?” tanyanya dengan jutek.
            “Ekadal Sarizombie,” jawab Eka singkat.
            “Jelek amat,” Baimegui menuliskan nama Eka di bukunya. Ia tertegun sejenak, “Eh...namamu koq ada kadal-kadalnya? Apa kamu punya hubungan darah dengan kadal?” tanya Baimegui sambil memelintir-melintir rambutnya menggunakan pulpen.
            “Papi saya kadal, Mami saya Zombie. Dulu waktu sebelum pindah ke Caddal’s Town, saya tinggal di planet THE DEVIL. Mami saya kawin sama Papi saya di sana. Terus, mami sama papi cerai. Saya ikut mami pindah kemari.”
            “Oo...gitu.” Baimegui menanggapi dengan singkat. Ia masih memelintir rambutnya menggunakan pulpen. Matanya menerawang dan ekspresi wajahnya aneh menyeramkan seolah-olah jiwanya tidak berada di tempatnya. Vampire punya jiwa gak yah? Pikir Eka. Entah mengapa ia tidak begitu galak seperti dulu. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Baimegui. Bahkan siswa baru seperti dirinya pun mengetahui betapa sadisnya Baimegui.
            Tiba-tiba seorang kakak MOS kelas 2 masuk ke ruang seksi siksa. “Permisi kak.”
            “Apa?” kata Baimegui setengah menerawang.
            “Ada yang nyari.”
            “Siapa?” Baimegui masih asik dengan dunianya sendiri.
            “Katanya sih, namanya Erick.”
            “Ooo..hah? Erick?!” Baimegui terperanjat. Matanya jadi berbinar-binar membuat wajahnya tampak lebih mengerikan. Ternyata Erick yang disebut-sebut barusan adalah pacar baru Baimegui. Pantes aja Baimegui berkurang derajat kesadisannya. Erick adalah anak hasil perkawinan silang antara Vampire dan Mummy. Ia sekarang menjadi mahasiswa di Fakultas Sastra Iblis di Universitas Negeri Caddal.
            “Ayumy, tolong gantiin aku ya. Aku mau jalan dulu sama Erick. Daaaggh...!” Baimegui menyerahkan buku dan pulpennya pada Ayumummy Edhanee yang biasa dipanggil Ayumy. Ayumy tidak kalah sadisnya dengan Baimegui.
            “Jadi namamu Ekadal Sarizombie.” Ayumy membaca nama Eka di buku. “Umur?”
            “16 hunta (16 abad waktu bumi),” jawab Eka.
            “Lha...masih anak-anak toh.” Ayumy melanjutkan pertanyaannya. “Kenapa kamu dikirim kemari?” tanya Ayumy.
            “Saya gak bisa push-up 100 kali dalam 120 nimet,” jawab Eka.
            “Apa?! Cuma 100 x 120 nimet kamu gak bisa? Bikin malu SMU Schyzo Mania aja! Sekarang kamu dihukum gantung sambil dijepit pake jepitan jemuran selama 120 nimet. Terus kamu harus kerja rodi di toilet sekolah sampai kamu kuat untuk push up 100 kali dalam 120 nimet. Kalian berdua, bawa dia ke tempat penyiksaan!” perintah Ayumy pada para seksi siksa. Dan Eka pun dibawa ke tempat penyiksaan.
            Eka hanya bisa diam dan pasrah menghadapi siksaan yang akan ia terima. Ia ingat saat-saat ia berada di planet The Devil dulu. Di sana seluruh hantu sampai siluman hidup dalam damai. Mereka saling menghormati dan mengasihi satu sama lain. Tidak pernah ada penyiksaan ataupun orientasi untuk siswa baru. Karenanya, tingkat kriminalitas di sana sangat rendah.
            Saat berada di planet The Devil, Eka mempunyai 2 orang teman baik yaitu Devilra Anjelangkung yang merupakan blasteran manusia dan jelangkung, serta Pattywolf Smith yang berasal dari Wolfrin Palace. Eka sangat menyesal ikut maminya ke planet Lizardon dan berpisah dengan teman-temannya tersebut. namun, itulah takdir yang telah digariskan oleh Dewa Planet-Planet.
***
Itu adalah sekilas tentang Caddal’s Town, kota paling terkenal di planet Lizardon. Anda dapat mengikuti tour XVII ke planet Lizardon pada bulan Desember mendatang. Dapatkan tiketnya segera!!


FIN


CATATAN PENULIS :
cerpen ini aku tulis waktu kelas 2 SMA. didedikasikan untuk teman-teman SMA ; Eka Sariza, Ayu Ramadhani, Patien dan Erika Sarma. 
sebenarnya aku banyak nulis fiksi juga tentang teman-teman yang lain. tapi sayangnya udah ntah pada dimana tulisannya. maklumlah, jaman SMA ku dulu belum secanggih sekarang dimana tulisan tersimpan baik dalam file digital. yaa...dulu tulisan-tulisanku (dan teman-teman) ditulis di buku tulis. bukunya aku yang siapkan, teman-teman bebas menuangkan karyanya ataupun  berkomentar. hasilnya lumayan juga, 2 buku big boss berisi cerpen plus 2 notebook berisi puisi. semua karya original aku dan teman-teman. 

sayangnya, bukunya udah ntah pada dimana. ada yang berhasil aku ketik dan aku simpan filenya (salah satunya yang ini). yang lain belum sempat huhuuuu T_T
lucu juga ngebaca tulisan jaman alay itu. ternyata aku pernah alay jugak haahahhahaaa

iuuuuhh kangen masa-masa SMA lah....apa kabar semua di sana? --> efek abis nonton AADC2 

MASIH BERKUTAT DALAM KONTEMPLASI

MASIH BERKUTAT DALAM KONTEMPLASI

ingin kutuliskan puisi tentang rindu
namun tak seremahpun tertabur, semua lebur, kabur
sedang langit tak kunjung mengusap mendung
benak masih saja menari-nari
dalam spekulasi dan kontemplasi
detak detak itu berkeliaran di denyut jantung
tetiba teringat bau basah tanah kelahiranku
sendalu yang malu-malu dan daun yang berembun
wajah lelaki-lelakiku
si rambut ikal dan pusara biru

duhai langit...aku masih di sini...menemanimu dari  kejauhan
seperti biasanya
sungguh aku jenuh dengan bahasa malam
karena aku telah lama khatam mengkaji kitab bintang-bintang
sementara rembulan yang pucat itu terkadang menghilang
dan hujan tampaknya telah bosan bersedu sedan

maka ajarkan aku senandung fajar, sayangku
hingga pelan-pelan kabut jingga terjaga
menyambut gradasi biru berhias awan-awan




Devira, 01 Mei 2016


@Gusto Cafe n Resto, Ciseke