Mentari jingga berjalan menuju kaki langit.
Melukis samudera dengan cahaya lembutnya, kemudian membias pada wajah para pencinta.
Senja, pelan-pelan menghilang dari pandangan dan berganti malam.
Sunset at the west
Februari, 2015
Senja sering dimaknai sebagai masa menuju akhir, usia yang sudah lanjut atau pintu perpisahan, seolah-olah menggambarkan kedukaan mendalam.
Tapi tahukah engkau, senja itu jingga bukan jelaga. Ia memberikan nuansa sendu nan romantis dan masa menuju akhir yang tenang, bukan nuansa kelam yang penuh nestapa. Oleh karena itu, senja sering menjadi tema dalam syair atau puisi. Para pemuja senja bukan hanya dari kalangan penyair atau sastrawan saja, melainkan juga orang awam dari berbagai usia, status sosial ekonomi, jenis kelamin, latar belakang keluarga dan lainnya.
Itulah salah satu bukti betapa Tuhan Maha Adil dan Maha Kasih. Ia ciptakan langit begitu indah yang dapat dinikmati siapa saja. Hanya dengan memandangnya saja hati manusia menjadi tenang oleh rasa syukur.
shortwriting by Devira
2015

Tidak ada komentar:
Posting Komentar