MUNAFIK
Oleh : Devira Sari
Oleh : Devira Sari
“Ada empat hal yang jika terdapat pada diri seseorang,
maka ia menjadi seorang munafik sejati, dan jika terdapat padanya salah satu
dari sifat tersebut, maka ia memiliki satu karakter kemunafikan hingga ia
meninggalkannya: 1) jika dipercaya ia berkhianat, 2) jika berbicara ia
berdusta, 3) jika berjanji ia mengingkari, dan 4) jika bertengkar ia melewati
batas.” [HR. Bukhori]
☘️☘️☘️
Kemarin saya berdiskusi dengan rekan penulis mengenai
film horor dan sampai pada pembahasan mengenai film horor berjudul Munafik
(2016). FYI, saya sih bukan penggemar film horor dan malah anti sama yang
berbau horor. Hanya kebetulan saat itu membahas mengenai film horor.
Seperti judulnya, film ini menceritakan tentang
kemunafikan. Munafik diambil dari kata Nifaq yang secara bahasa berarti
“menyembunyikan sesuatu”. Nifaq dibagi menjadi dua, yaitu nifaq i’tikad
(keyakinan) dan nifaq ‘amali (perbuatan).
NIFAQ I'TIKAD
Nifaq i'tikad (keyakinan) berarti menampakkan keimanan
kepada Allah, malaikat, kitab, para rasul, hari akhir, dan takdir, namun
kondisi batinnya bertentangan dengan semua hal tersebut atau sebagiannya. Orang
ini menampakkan diri sebagai orang beriman yang rajin beribadah di hadapan
orang banyak, layaknya muslim yang taat atau sholeh/sholeha. Akan tetapi di
hatinya sebenarnya tidak beriman. Nifaq i'tikad adalah orang kafir, sehingga
mengeluarkan mereka dari agama islam. Bahkan mereka lebih buruk dan lebih
berbahaya daripada orang kafir asli. Karena selain kekafiran, mereka juga
melakukan kedustaan, kebohongan dan tipu daya kepada kaum muslimin. Tampak
luarnya islam, dalamnya kafir. Nifaq jenis ini ada 4 jenis :
Pertama : Mendustakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam atau mendustakan sebagian dari apa yang beliau bawa.
Kedua : Membenci Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
atau membenci sebagian apa yang beliau bawa.
Ketiga : Merasa gembira dengan kemunduran agama Islam.
Keempat : Tidak senang dengan kemenangan Islam.
NIFAQ 'AMALI
Nifaq ‘Amali (perbuatan) adalah melakukan sesuatu yang merupakan
perbuatan orang-orang munafik, tetapi masih tetap ada iman di dalam hati. Nifaq
jenis ini tidak mengeluarkannya dari agama, namun merupakan wasilah (perantara)
kepada yang demikian. Pelakunya disebut fasik. Hatinya beriman namun
banyak/beberapa perbuatannya mencerminkan orang munafik. Contohnya, orang yang
malas sholat berjamaah di masjid. Semakin banyak perbuatan nifaqnya, maka
semakin mungkin terjerumusnya dia ke dalam nifaq sesungguhnya.
Kalau merujuk pada hadist tentang ciri perbuatan munafik
yang saya tuliskan di awal, menurut saya sebagian besar dari kita bertemu dan
bahkan menjadi pelaku nifaq 'amali. Alasan klasiknya adalah adaptasi, tidak
enak hati, ilmu selamat, atau karena kepentingan lainnya. Pernahkah Anda
mengalami masalah berat, namun saat ditanya Anda menjawab, "gak
apa-apa"? Pernahkah Anda tidak suka dengan seseorang dan sering membatin
hal buruk mengenai dirinya di hati Anda? Namun, setiap bertemu dengannya Anda
selalu ramah dan tersenyum. Pernahkan Anda bertemu dengan orang yang merespon
segala sesuatu dengan dramatis, membesar-besarkan masalah/pertengakarannya
dengan Anda untuk keuntungan pribadinya? Pernahkan Anda masalah pribadi pada
seseorang dan Anda minta orang itu berjanji untuk tidak akan menyebarkan
cerita, namun beberapa waktu kemudian cerita Anda sudah viral kemana-mana? Atau
janji jam 9 datang jam 10. Dan contoh-contoh perbuatan sehari-hari lainnya.
Sering kita mendengar istilah "lain di mulut lain di hati".
Dalam ilmu psikologi ada namanya
ego defense mechanism yaitu strategi psikologi yang dilakukan manusia untuk
melindungi diri dari kecemasan akibat adanya pikiran dan perasaan yang tidak
dapat diterima. Jadi, apakah orang yang melakukan defense mechanism ini tidak
beriman? Belum tentu. Bisa jadi ia beriman namun karena ada sesuatu yang
membuat cemas/takut maka ia melakukan pertahanan diri, seperti berdusta,
ingkar, histeris karena hal kecil dan sebagainya. Disebutkan bahwa defense
mechanism dilakukan secara tidak sadar (unconscious) namun bukankah orang yang
ingkar, dusta, khianat dan histeris itu juga mengakunya tidak sadar? Kalau
ditegur akan berkilah, "Iiih aku gak tau loh. Maafiiinn..." atau
"abisnya kamu begitu siihhh, jadi aku kan jadi beginiii..." Apakah
pelaku defense mechanism ini masuk dalam nifaq 'amali? Ada yang bisa bantu
menjawab?
:)
Kembali ke film Munafik. Saya sendiri memaknai film ini
lebih sebagai penggambaran seperti apa yang disebut munafik itu daripada film
horor, baik nafiq keyakinan maupun nafiq perbuatan. Yang kelihatan beriman dan
dikenal sebagai orang sholeh ternyata menyimpan kesesatan dan kekafiran. Yang
katanya ikhlas tapi dalam hatinya masih dendam, sampai mempengaruhi iman dan
psikologis. Nah, orang begitu jiwanya akan sulit tenang. Kalau jiwa sudah was
was dan gak tenang, iblis mudah mengganggu. Hanya saja di film itu visualisasi
iblisnya keliatan, ya namanya film horor. Bahkan pemeran utamanya, sang ustadz
beriman pun memiliki kemunafikan dalam dirinya. Menasehati orang tentang iman
dan kebaikan, dirinya sendiri tidak mampu berdamai dengan dendam di hatinya.
Begitulah gangguan iblis itu, meski tidak kasat mata namun bisikannya sangat
kuat merasuk ke hati manusia. Seperti difirmankan dalam QS. An-Nas (1-6) :
"Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan (yang
memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari
kejahatan (bisikan) syaithan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan
(kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari golongan jin dan manusia."
Di sini saya tidak menulis
sebagai seorang psikolog ataupun ahli agama. Saya tidak sedang menjudge atau
membenarkan orang-orang yang berperilaku munafik. Dan pula saya sadar ilmu
agama saya masih cetek, jadi harap dimaklumi jika pembahasan saya terasa
dangkal dan praktikal. Please kindly correct me if what i write is wrong
^_^
☘️☘️☘️
Berikut saya ada tulisan sederhana saya tentang film
Munafik dari blog saya. Di situ ada link streaming filmnya juga.
Semoga bermanfaat,
Jakarta, 25 Maret 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar