Rabu, 25 Maret 2020

MUNAFIK


MUNAFIK
Oleh : Devira Sari

“Ada empat hal yang jika terdapat pada diri seseorang, maka ia menjadi seorang munafik sejati, dan jika terdapat padanya salah satu dari sifat tersebut, maka ia memiliki satu karakter kemunafikan hingga ia meninggalkannya: 1) jika dipercaya ia berkhianat, 2) jika berbicara ia berdusta, 3) jika berjanji ia mengingkari, dan 4) jika bertengkar ia melewati batas.” [HR. Bukhori]
☘️☘️☘️
Kemarin saya berdiskusi dengan rekan penulis mengenai film horor dan sampai pada pembahasan mengenai film horor berjudul Munafik (2016). FYI, saya sih bukan penggemar film horor dan malah anti sama yang berbau horor. Hanya kebetulan saat itu membahas mengenai film horor.
Seperti judulnya, film ini menceritakan tentang kemunafikan. Munafik diambil dari kata Nifaq yang secara bahasa berarti “menyembunyikan sesuatu”. Nifaq dibagi menjadi dua, yaitu nifaq i’tikad (keyakinan) dan nifaq ‘amali (perbuatan).

NIFAQ I'TIKAD
Nifaq i'tikad (keyakinan) berarti menampakkan keimanan kepada Allah, malaikat, kitab, para rasul, hari akhir, dan takdir, namun kondisi batinnya bertentangan dengan semua hal tersebut atau sebagiannya. Orang ini menampakkan diri sebagai orang beriman yang rajin beribadah di hadapan orang banyak, layaknya muslim yang taat atau sholeh/sholeha. Akan tetapi di hatinya sebenarnya tidak beriman. Nifaq i'tikad adalah orang kafir, sehingga mengeluarkan mereka dari agama islam. Bahkan mereka lebih buruk dan lebih berbahaya daripada orang kafir asli. Karena selain kekafiran, mereka juga melakukan kedustaan, kebohongan dan tipu daya kepada kaum muslimin. Tampak luarnya islam, dalamnya kafir. Nifaq jenis ini ada 4 jenis :
Pertama : Mendustakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam atau mendustakan sebagian dari apa yang beliau bawa.
Kedua : Membenci Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam atau membenci sebagian apa yang beliau bawa.
Ketiga : Merasa gembira dengan kemunduran agama Islam.
Keempat : Tidak senang dengan kemenangan Islam.

NIFAQ 'AMALI
Nifaq ‘Amali (perbuatan) adalah melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan orang-orang munafik, tetapi masih tetap ada iman di dalam hati. Nifaq jenis ini tidak mengeluarkannya dari agama, namun merupakan wasilah (perantara) kepada yang demikian. Pelakunya disebut fasik. Hatinya beriman namun banyak/beberapa perbuatannya mencerminkan orang munafik. Contohnya, orang yang malas sholat berjamaah di masjid. Semakin banyak perbuatan nifaqnya, maka semakin mungkin terjerumusnya dia ke dalam nifaq sesungguhnya.
Kalau merujuk pada hadist tentang ciri perbuatan munafik yang saya tuliskan di awal, menurut saya sebagian besar dari kita bertemu dan bahkan menjadi pelaku nifaq 'amali. Alasan klasiknya adalah adaptasi, tidak enak hati, ilmu selamat, atau karena kepentingan lainnya. Pernahkah Anda mengalami masalah berat, namun saat ditanya Anda menjawab, "gak apa-apa"? Pernahkah Anda tidak suka dengan seseorang dan sering membatin hal buruk mengenai dirinya di hati Anda? Namun, setiap bertemu dengannya Anda selalu ramah dan tersenyum. Pernahkan Anda bertemu dengan orang yang merespon segala sesuatu dengan dramatis, membesar-besarkan masalah/pertengakarannya dengan Anda untuk keuntungan pribadinya? Pernahkan Anda masalah pribadi pada seseorang dan Anda minta orang itu berjanji untuk tidak akan menyebarkan cerita, namun beberapa waktu kemudian cerita Anda sudah viral kemana-mana? Atau janji jam 9 datang jam 10. Dan contoh-contoh perbuatan sehari-hari lainnya. Sering kita mendengar istilah "lain di mulut lain di hati".
Dalam ilmu psikologi ada namanya ego defense mechanism yaitu strategi psikologi yang dilakukan manusia untuk melindungi diri dari kecemasan akibat adanya pikiran dan perasaan yang tidak dapat diterima. Jadi, apakah orang yang melakukan defense mechanism ini tidak beriman? Belum tentu. Bisa jadi ia beriman namun karena ada sesuatu yang membuat cemas/takut maka ia melakukan pertahanan diri, seperti berdusta, ingkar, histeris karena hal kecil dan sebagainya. Disebutkan bahwa defense mechanism dilakukan secara tidak sadar (unconscious) namun bukankah orang yang ingkar, dusta, khianat dan histeris itu juga mengakunya tidak sadar? Kalau ditegur akan berkilah, "Iiih aku gak tau loh. Maafiiinn..." atau "abisnya kamu begitu siihhh, jadi aku kan jadi beginiii..." Apakah pelaku defense mechanism ini masuk dalam nifaq 'amali? Ada yang bisa bantu menjawab? https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v9/t4c/1/16/1f642.png:)
Kembali ke film Munafik. Saya sendiri memaknai film ini lebih sebagai penggambaran seperti apa yang disebut munafik itu daripada film horor, baik nafiq keyakinan maupun nafiq perbuatan. Yang kelihatan beriman dan dikenal sebagai orang sholeh ternyata menyimpan kesesatan dan kekafiran. Yang katanya ikhlas tapi dalam hatinya masih dendam, sampai mempengaruhi iman dan psikologis. Nah, orang begitu jiwanya akan sulit tenang. Kalau jiwa sudah was was dan gak tenang, iblis mudah mengganggu. Hanya saja di film itu visualisasi iblisnya keliatan, ya namanya film horor. Bahkan pemeran utamanya, sang ustadz beriman pun memiliki kemunafikan dalam dirinya. Menasehati orang tentang iman dan kebaikan, dirinya sendiri tidak mampu berdamai dengan dendam di hatinya. Begitulah gangguan iblis itu, meski tidak kasat mata namun bisikannya sangat kuat merasuk ke hati manusia. Seperti difirmankan dalam QS. An-Nas (1-6) :
"Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaithan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari golongan jin dan manusia."
Di sini saya tidak menulis sebagai seorang psikolog ataupun ahli agama. Saya tidak sedang menjudge atau membenarkan orang-orang yang berperilaku munafik. Dan pula saya sadar ilmu agama saya masih cetek, jadi harap dimaklumi jika pembahasan saya terasa dangkal dan praktikal. Please kindly correct me if what i write is wrong https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v9/t7f/1/16/1f60a.png^_^

☘️☘️☘️

Berikut saya ada tulisan sederhana saya tentang film Munafik dari blog saya. Di situ ada link streaming filmnya juga.
Semoga bermanfaat,
Jakarta, 25 Maret 2020


Tidak ada komentar:

Posting Komentar