Dear, big brother
my Virgo,
my Alpha,
my first love ❤
Orang yang paling tahan mendengarkan ocehan
receh dan irrational belief-ku. Yang katanya (info dari orang lain) selalu
pusing memikirkan adekmu satu-satunya ini - si manja, keras kepala, payah
diatur, banyak maunya, gak maunya juga banyak. Kulihat dahimu yang semakin
berkerut, pastinya sekarang semakin banyak yang dipikirkan ya.
Kamu selalu bilang, dalam hidup badai pasti
akan datang dan ia pun pasti akan berlalu. Karenanya kamu selalu menjaga agar aku
tak perlu merasakan terpaannya, sembari mengingatkanku untuk tetap bersabar dan
bersyukur. Tapi aku yakin setiap manusia dibekali Tuhan kemampuan untuk
menghadapi masalah. Semua bisa dipelajari. Kenapa kita tidak belajar menari dan
tertawa saja di tengah badai? Toh badai tetap akan datang juga. Kita cari cara
untuk tetap dapat menikmatinya. Kita, ya kita. Bersama-sama. Jadi tak perlulah
semua kamu yang pikirkan sendiri.
Menurutku begitu (Devi itu selalu punya argumen dan kata "iya"
nya mahal kali, ya kan 😁).
Aku memang tidak paham kerasnya hidup. Aku
juga tak pernah tahu seberapa banyak dan dalam luka di hatimu. Kamu tak pernah
berkeluh kesah padaku. Responmu hanya sekitaran "iya",
"tidak" dan diam. Katamu, hal pertama yang harus dipertanggungjawabkan
laki-laki adalah kata-katanya. Maka diammu adalah tanda agar aku menunggu. Dan
laki-laki sejati tak akan membuatku kecewa, just like you do.
Aku masih ingat ekspresi wajahmu saat aku
bilang mau merantau. Setiap aku menangis kamu pasti bilang, "udah, pulang
aja." But i am pretty stubborn. I flew to the moon then fell to the hell,
and see, I always come back. Dan janjipun terpenuhi, walau sedikit keluar dari
rencana awal.
Tesis ini adalah salah satu karya
terbaikku, khusus aku dedikasikan untukmu. Sekarang aku siap untuk misi dan
perjalanan selanjutnya. Jangan khawatir, aku selalu ingat semua yang pernah
kamu ajarkan padaku ✌
.
.
PS : You'll never walk alone. So do I. 👣
Adindamu,
Devira
Desember 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar